Dolar Selandia Baru jatuh terhadap mata uang utama di sesi Asia pada hari Rabu, karena para pelaku pasar menimbang data penjualan ritel China yang lemah. Selain itu ketegangan AS-China dan perubahan kebijakan moneter Federal Reserve juga menjadi salah satu faktor pergerakan pasar hari ini.
Pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi pada pembuat chip terbesar China, Semiconductor Manufacturing International Corp.
Di sisi lain The Fed diperkirakan akan mengakhiri program pembelian obligasi senilai $120 miliar per bulan lebih cepat dari yang diperkiraan dan mengedepankan kemungkinan waktu kenaikan suku bunga.
Penjualan ritel China naik kurang dari yang diharapkan pada November di tengah krisis pasar properti dan gangguan virus.
Data dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa penjualan ritel meningkat 3,9% per tahun, meleset dari ekspektasi untuk kenaikan 4,6% dan turun dari 4,9% sebulan sebelumnya.
Kiwi tergelincir ke 0.6726 melawan greenback, level yang tidak terlihat sejak November 2020. Pada sisi negatifnya, 0,65 mungkin dilihat sebagai level support berikutnya.