Moving Average (MA) adalah salah satu indikator teknikal yang paling banyak digunakan untuk menganalisa pergerakan harga di trading forex.
Secara teori, indikator MA ini menghasilkan data yang menghitung rata-rata nilai pergerakan harga selama periode waktu tertentu yang kemudian divisualisasikan secara sederhana berbentuk garis.
Setidaknya ada 3 tipe moving averages yang populer di kalangan para trader, di antaranya;
- Simple Moving Averages (SMA)
- Exponential Moving Averages (EMA)
- Weighted Moving Averages (WMA)
Perlu untuk diketahui, meski sekilas terlihat sama namun perbedaan antara SMA dan EMA adalah bahwa EMA memiliki rumus dengan bobot yang lebih ‘mementingkan’ data terbaru.
Itu kenapa EMA lebih cenderung sensitif terhadap pergerakan harga ketimbang SMA.
Contoh chart USD/JPY dengan indikator EMA
Tipe Indikator: Trend Following, Pembaca Trend; sangat lemah ketika pasar sedang sideways.
Alasan moving averages sangat Populer
Sebagai indikator teknikal dan indikator default yang ada di semua platform trading, MA sangat sering digunakan karena penggunaannya yang relatif mudah.
Selain itu, Indikator Moving Averages memiliki kelebihan yang lain seperti;
1) Melihat Trend
Membaca trend dengan MA sangat lah mudah. MA miring ke atas / harga di atas MA: tren naik, miring ke bawah / harga di bawah MA: tren turun, terlihat datar / harga bolak-balik di sekitar MA: pasar sideways.
2) Membaca Kekuatan Trend
Indikator Moving Averages dengan kemiringan yang curam menyiratkan tren yang sangat kuat, sedangkan MA yang terlihat dengan kemiringan lebih datar menyiratkan tren yang lemah.
3) Membentuk level support atau resistance Dinamis
Indikator Moving Averages juga sering berfungsi sebagai titik support dan resistance, apalagi ketika trend sedang cenderung bergerak dalam satu arah (trend kuat).
4) Menentukan Level stop loss
Dalam tren naik: Tempat yang sangat baik untuk menempatkan stop loss adalah di bawah MA yang miring ke atas.
Dalam tren turun: Tempat yang bijaksana untuk menempatkan stop loss adalah di atas MA yang miring ke bawah.
5) Menentukan titik Entry
Sinyal beli saat harga (candlestick) naik dan ditutup di atas MA.
Sinyal jual saat harga (candlestick) turun dan ditutup di bawah MA.
Sinyal Cross antar Moving Averages
Menggunakan 2 indikator MA atau lebih sangat membantu untuk memfilter pergerakan harga yang menghasilkan sinyal palsu – meski kadang terlihat memenuhi chart dan sebagian trader sulit membaca chart dengan kondisi banyak indikator seperti itu.
Nah menggunakan 2 indikator MA dengan metode crossing sangat membantu, dengan rumus sederhana seperti;
Sinyal beli terjadi ketika MA dengan periode lebih kecil cross di atas MA yang memiliki periode lebih besar.
Sinyal jual terjadi ketika MA dengan periode lebih kecil cross di bawah MA yang memiliki periode lebih besar.
Memanfaatkan Sinyal Cross antar Moving Averages USD/JPY
Periode Moving Averages yang paling umum digunakan
- 200 (EMA dan SMA)
- 100 SMA
- 89 SMA
- 50 (EMA dan SMA)
- 20 (EMA dan SMA)
- 10 EMA
Kombinasi Menggunakan Moving Averages
Memanfaatkan Moving Averages saja akan menghasilkan sinyal perdagangan yang kurang akurat. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan Moving Averages dengan alat/indikator analisis lain untuk membuat keputusan perdagangan yang lebih baik.
Misalnya saja, dikombinasikan dengan pola candlestick, pola chart ataus dengan Indikator bertipe Oscillator.